Belajar (a.k.a menuntut ilmu) di pondok pesantren menurut saya merupakan level lebih tinggi dibandingkan mengenyam pendidikan di lembaga pendidikan formal, terlebih itu merupakan pondok pesantren salafi.
Di pondok pesantren modern juga hampir sama dengan pesantren tradisional, menggunakan buku-buku berbahasa Arab yang mayoritas 'gundul' tanpa harakat. Sulit membaca buku atau kitab seperti ini, apalagi memahaminya jika belum menguasai kaidah-kaidah bahasa Arab.
Pengertian Ilmu Alat
Salah satu cabang ilmu yang mengupas kaidah-kaidah bahasa Arab adalah ilmu alat, dimana pengertian ilmu alat itu sendiri adalah:
"Ilmu alat adalah ilmu yang mengkhususkan pada penguasaan bahasa asing khususnya bahasa Arab."
Ilmu alat paling dasar yang wajib dikuasai para santri/pelajar hanya untuk sekedar membaca kitab 'gundul' adalah ilmu Nahwu dan Sharaf. Kedua ilmu ini dianggap kunci pertama untuk memahami literasi khazanah Islam baik dalam Alquran, hadits, dan kitab-kitab yang dibuat oleh para ulama.
Dengan menguasai ilmu alat, maka akan lebih mudah bagi siapa pun menjaga ajaran agama Islam karena mudah mengajarkannya. Mengerti kaidah-kaidah bahasa Arab mendorong kita untuk tidak serampangan dan gegabah serta asal-asalan menerjemahkan hingga memahmi Al Quran. Selain karena ada cabang ilmu lain yang harus dikuasi untuk memahami Al Quran.
Macam-macam Ilmu Alat
Paling tidak, ada 12 macam-macam ilmu alat yang membantu kita belajar memahami bahasa Arab secara spesifik. Saya menyusunnya berdasarkan tingkat kesulitan dari yang paling mudah hingga yang paling rumit.
Khot
Kita sering mengenal khot sebagai ilmu seni menulis kaligrafi dalam bahasa Arab. Khat merupakan ilmu yang mengajarkan tata cara menulis huruf hingga kalimat dalam bahasa Arab. Ada 7 jenis khot yang populer, yaitu Naskhi, Kufi, Tsulusi, Riq’ah, Diwani, Diwani Jali, dan Farisi.
Lughoh
Ilmu ini membahas tentang mufrodat (kosa kata) dalam bahasa Arab. Semisal vocabulary dalam bahasa Inggris. Penguasaan hafalan kata-kata sangat penting untuk memudahkan kita menjajaki tahapan pembelajaran ilmu alat lainnya.
Sharaf
Dari mufrodat yang sudah kita kuasai kita akan menjurus pada bagaimana cara membuat sebuah kalimat dalam bahasa Arab yang tersusun dengan baik dan bermakna yang populer disebut sebagai Kalam. Secara spesifik ilmu sharaf membahas tentang morfologi suatu kalimah (kata) dalam bahasa Arab agar pembuatan kalam sesuai dengan konteks dan tujuannya.
Perubahan dari satu bentuk ke bentuk yang lain untuk menghasilkan makna yang dimaksud. Contoh dari Fi’il (kata kerja) Madli ke bentuk Fi’il Mudlori’, Mashdar (kata benda), Isim Fa’il (pelaku), Isim Maf’ul (kata benda objek), dan lainnya.
Nahwu
Ilmu ini mungkin yang lebih sering terdengar berpasangan dengan ilmu Shorof. Biasanya orang bilang ilmu Nahwu Shorof. Memang fenomena itu sudah dari dulu diungkapkan oleh ulama dahulu. Para ulama bahkan menyebutkan bahwa As Shorfu Ummul ‘Ulum wa Nahwu Abuha. Ilmu Shorof adalah ibunya segala ilmu dan Ilmu Nahwu adalah bapaknya.
Ilmu ini membahas gramatikal bahasa arab seperti bagaimana status jabatan kalimah (kata) dalam suatu kalam (kalimat). Apakah dia menjadi Fa’il (pelaku/subjek), Maf’ul (objek), Na’at (sifat), dan lainnya.
Insya’
Ilmu ini membahas bagaiman membuat suatu kalam (kalimat) yang benar dalam bahasa Arab. Biasanya latihan ilmu ini adalah dengan menyusun kalam dari runtutan kalimah sesuai kaidah-kaidah yang ada layaknya membuat kalimat dalam bahasa Indonesia dengan susunan sederhana terdiri dari subjek, predikat, dan objek.
Insya' biasanya sudah diajarkan di jenjang sekolah dasar, padahal menyusun kalimat dengan kaidah bahasa Arab mesti menguasai sharaf dan nahwu terlebih dahulu. Idealnya begitu.
Ma’ani
Dalam bahasa lain kita mengenal ilmu semantik atau ilmu makna. Pembahasan ilmu ini lebih ke penambahan ma’na yang timbul karena terjadi perubahan susunan kalimah bahasa Arab. Artinya makna dicari berdasarkan struktur kalimatnya, belum mengarah pada konteksnya. Jadi, ilmu ini tidak hanya membahas satu kalimah saja, tapi melihat hubungannya dengan kalimah yang lain.
Bayan
Ilmu bayan adalah ilmu yang membahas kata-perkata lebih spesifik berdasarkan konteksnya. Kita familiar dengan majas dalam bahasa Indonesia, maka majas itu dipelajari dalam ilmu bayan. Level lebih tinggi dalam menguasai ilmu bahasa. Arti/makna kata bisa didapatkan secara tersirat yang merupakan hasil pengandaian.
Isytiqoq
Pencetakan suatu lafadh dari lafadh yang lain adalah objek kajian ilmu ini. Jika kita ingin tahu, sebenarnya lafadh Allah-pun dicetak dari lafadh Ilahun setelah melalui perubahan-perubahan. Demikian pula dengan lafadh-lafadh yang lain.
Munadzoroh
Kadang kala kita perlu ber-Munadhoroh (argumen) dengan pendapat orang lain. Nah, supaya argumen yang diungkapkan sesuai dengan aturan, dibuatlah ilmu ini.
Syi’ir
Ilmu ini membahas tentang bagaimana cara membuat suatu Syi’iran tentunya dalam bahasa Arab.
Arudl
Nah, tadi kita sedikit menyinggung masalah bahar. Dalam ilmu inilah istilah Bahar itu dipelajari. Bagaimana suatu nadhom bisa disusun dengan menggunakan enam belas bahar yang sudah ada. Salah satu kitab yang saya tahu adalah Mukhtashor Syafi.
Qofiyah
Fan (ilmu) ini mengatur bagaiman ujung satar awal harus sama dengan ujung satar tsani dalam suatu bait. Satar adalah potongan setengah bait dari suaatu nadhm. Misalnya kita punya suatu Nadhm.
Sumber: http://jippai.blogspot.com/2016/02/12-fanmacam-ilmu-alat_10.html
Post a Comment